Seorang salafusholeh, Hatim al Asham menjelaskan bagaimana menunjukkan tawakal kepada Allah. (beliau rahimahullah berkata) Saya melakukan 4 perkara
- Saya tahu, saya yakini bahwa rizki saya tidak akan pernah dimakan siapapun selain saya. Maka itu saya tidak pernah khawatir atau bingung. Hati menjadi tenang. Karena apapun yang terjadi sudah menjadi ketetapan (Qadar) Allah.
- Saya tahu, saya yakin bahwa apa yang saya kerjakan itu tidak bisa dikerjakan oleh orang lain (Tidak ada yang bisa benar-benar sama persis 100% di dunia ini), maka saya sibuk dengan apa yang bisa saya lakukan. Fokus dengan pekerjaan yang dilakukan.
- Saya tau dan yakin, bahwa kematian itu menantikan saya, maka saya Fokus untuk mencari bekal akhirat dalam persiapan saya menghadap Allah. Kita pasti Mati. Menjadikan akhirat sebagai niat kita. Hadits Zaid bin tsabit
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.”
- Saya tahu bahwa Allah itu selalu mengawasi. Maka saya malu jika Allah menyaksikan saya di dalam kemaksiatan dan saya sibuk melakukan ketaatan.
Referensi :
Catatan ku di Kajian Ustadz Abdullah Amir Maretan di Masjid Salman Al-farisi, Manglid Kopo. Bada Ashar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar