Minggu, 17 September 2023

Tawakal (Bagian 1)

 Tawakal adalah tanda - tanda orang yang beriman kepada Allah.

wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh (artinya: Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. At-Tholaq: 3 

Para Ulama dalam menjelaskan makna tawakal, ada 2 

  1. Al-imam Said Ibnu Zubair : Tawakal itu adalah perkara yang menggabungkan seluruh keimanan (Tawakal itu INTI dari Iman)
  2. Al-imam Al-Jurjani : Tawakal itu adalah tsiqoh (sangat percaya & yakin) dengan apa yang ada di sisi Allah (Janji Allah, Rahmat Allah, pertolongan Allah, dan lain sebagainya) serta putus asa dari apa yang dimiliki manusia atau mahluk (Tidak bergantung pada manusia).

"Yang jelas-jelas Hak dan Pasti adalah apa yang ada di sisi Allah"

Ibnu Rajab menjelaskan Tawakal adalah I'timad (bersandar) -Hatinya- hanya kepada Allah dan anggota tubuhnya tidak akan diam (tetap berikhtiar), namun tidak bersandar kepada Ikhtiarnya.

Sebagai manusia kita harus menempuh Al akhdzu bil asbab (berusaha untuk melakukan sebab). Karena Allah selalu menyuruh kepada mereka yang beriman untuk Berikhtiar. Dalilnya adalah Al-qur'an Surat al-Jumuah.

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Arab-Latin: Fa iżā quḍiyatiṣ-ṣalātu fantasyirụ fil-arḍi wabtagụ min faḍlillāhi ważkurullāha kaṡīral la'allakum tufliḥụn

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Barang siapa yang menafikkan ikhtisab (berikhtiar) maka sejatinya dia mengganggap sunnah itu tidak penting. Kita harus tetap berikhtiar tapi tidak bergantung kepada ikhtiar tersebut. Karena itu akan membuat kita Lelah (capek). Gantungkan hati kita hanya kepada Allah. Sehingga kita tidak akan pernah kecewa apapun hasilnya. Pilihan Allah adalah yang terbaik.

Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan kita bahwa Tawakal yang semestinya adalah seperti seekor burung. Burung keluar dalam keadaan lapar, pulang dalam keadaan perut kenyang.

Referensi :
Catatan ku di Kajian Ustadz Abdullah Amir Maretan di Masjid Salman Al-farisi, Manglid Kopo. Bada Ashar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebab Kebahagiaan: Tiga Kunci Hidup Tenang Menurut Imam Ibnul Qayyim

Di balik hiruk-pikuk dunia modern—dengan segala tuntutan pekerjaan, target yang terus berkejaran, dan impian hidup yang kadang terasa tak ad...