Rabu, 20 September 2023

Dampak maksiat

"Diantara sebab maksiat atau dampak maksiat yaitu perasaan keterasingan antara dia dengan orang-orang ahlul khoir (orang-orang baik)."

Semakin kuat maksiat yang dia lakukan, semakin kuat al wakhsyah (keterasingan) tersebut dan dia tidak nyaman untuk duduk bersama orang-orang soleh. Sehingga terhalangi dari mengambil faidah dari orang-orang soleh tersebut, akhirnya dia masih jalan ditempat

Bismillah, Alhamdulillah. Begitulah sepenggal catatan dari kajian yang saya ikuti atau faidah yang bisa diambil dari Ustadz Abdullah Amir Maretan hafizahullah. Begitu dahsyatnya efek/dampak dari maksiat yang kita lakukan, Sampai-sampai dampak maksiat itu menghalangi kita untuk menjadi baik.

Bisa dibilang, jika kita tidak mau tertingal jauh kebelakang dalam mengejar amal-amal kebaikan, maka kita harus sebisa mungkin menghindari kemaksiatan. Maksiat ini juga yang sebenarnya menyebabkan kita itu merasa Futur. Lemah semangat dalam beribadah. Iman itu naik dan turun. Naik nya dengan ketaatan dan turun dengan kemaksiatan. Maka tidak ada cara lain jika ingin iman kita naik lagi adalah dengan MEMAKSAKAN diri untuk melakukan ketaatan dan MENAHAN diri untuk tidak melakukan kemaksiatan.

Senin, 18 September 2023

Time will pass and people come and go

Sepanjang aku berkarir sebagai team leader, manager atau atasan, hal yang paling bikin nggak enak itu kalau di tinggal sama tim kita sendiri. Adapun problem dan kendala yang dihadapi selama pekerjaan, aku tidak pernah menganggapnya personal. Sebatas urusan kerjaan. Itu saja. Apapun kendala dan problematika yang dihadapi. Namun berbeda jika ada tim ku yang mengundurkan diri dan itu membuat kita sebagai leader merasa harus introspeksi diri lagi. Ada yang bilang bahwa seorang tim itu tidak meninggalkan pekerjaan atau perusahaannya, mereka meninggalkan leadernya. Jadinya terasa personal, kan.  Apalagi kalau yang meninggalkan kita adalah salah satu dari tim yang kita anggap sebagai top performer dan dalam tanda kutip ada kedekatan personal dengan kita.

Bukan berarti harus larut dalam perasaan nggak enak. Bekerja itu cocok-cocokan. Membangun tim itu cocok-cocokan. Tidak bisa dipaksakan. Kalau cocok ya lanjut, kalau nggak ya ngapain diterusin ya kan. Barangkali ada visi kita yang tidak sama atau cara kita yang berbeda. Atau mungkin ekspektasi yang tidak terpenuhi? Mungkin. Terlalu banyak parameter yang harus divalidasi satu demi satu yang kadang membuat overthinking sendiri. Sampai aku berfikir sebaiknya memang ditanyakan saja alasan tepatnya apa. Tapi kita harus siap dengan apapun jawabannya juga.

Minggu, 17 September 2023

Tawakal (Bagian 2) - 4 Perkara Hatim Al Asham

Seorang salafusholeh, Hatim al Asham menjelaskan bagaimana menunjukkan tawakal kepada Allah. (beliau rahimahullah berkata) Saya melakukan 4 perkara

  • Saya tahu, saya yakini bahwa rizki saya tidak akan pernah dimakan siapapun selain saya. Maka itu saya tidak pernah khawatir atau bingung. Hati menjadi tenang. Karena apapun yang terjadi sudah menjadi ketetapan (Qadar) Allah.
  • Saya tahu, saya yakin bahwa apa yang saya kerjakan itu tidak bisa dikerjakan oleh orang lain (Tidak ada yang bisa benar-benar sama persis 100% di dunia ini), maka saya sibuk dengan apa yang bisa saya lakukan. Fokus dengan pekerjaan yang dilakukan.
  • Saya tau dan yakin, bahwa kematian itu menantikan saya, maka saya Fokus untuk mencari bekal akhirat dalam persiapan saya menghadap Allah. Kita pasti Mati. Menjadikan akhirat sebagai niat kita. Hadits Zaid bin tsabit 
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
 
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ. 
 
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.”
  • Saya tahu bahwa Allah itu selalu mengawasi. Maka saya malu jika Allah menyaksikan saya di dalam kemaksiatan dan saya sibuk melakukan ketaatan.


Referensi :
Catatan ku di Kajian Ustadz Abdullah Amir Maretan di Masjid Salman Al-farisi, Manglid Kopo. Bada Ashar.

Tawakal (Bagian 1)

 Tawakal adalah tanda - tanda orang yang beriman kepada Allah.

wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh (artinya: Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. At-Tholaq: 3 

Para Ulama dalam menjelaskan makna tawakal, ada 2 

  1. Al-imam Said Ibnu Zubair : Tawakal itu adalah perkara yang menggabungkan seluruh keimanan (Tawakal itu INTI dari Iman)
  2. Al-imam Al-Jurjani : Tawakal itu adalah tsiqoh (sangat percaya & yakin) dengan apa yang ada di sisi Allah (Janji Allah, Rahmat Allah, pertolongan Allah, dan lain sebagainya) serta putus asa dari apa yang dimiliki manusia atau mahluk (Tidak bergantung pada manusia).

"Yang jelas-jelas Hak dan Pasti adalah apa yang ada di sisi Allah"

Ibnu Rajab menjelaskan Tawakal adalah I'timad (bersandar) -Hatinya- hanya kepada Allah dan anggota tubuhnya tidak akan diam (tetap berikhtiar), namun tidak bersandar kepada Ikhtiarnya.

Sebagai manusia kita harus menempuh Al akhdzu bil asbab (berusaha untuk melakukan sebab). Karena Allah selalu menyuruh kepada mereka yang beriman untuk Berikhtiar. Dalilnya adalah Al-qur'an Surat al-Jumuah.

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Arab-Latin: Fa iżā quḍiyatiṣ-ṣalātu fantasyirụ fil-arḍi wabtagụ min faḍlillāhi ważkurullāha kaṡīral la'allakum tufliḥụn

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Barang siapa yang menafikkan ikhtisab (berikhtiar) maka sejatinya dia mengganggap sunnah itu tidak penting. Kita harus tetap berikhtiar tapi tidak bergantung kepada ikhtiar tersebut. Karena itu akan membuat kita Lelah (capek). Gantungkan hati kita hanya kepada Allah. Sehingga kita tidak akan pernah kecewa apapun hasilnya. Pilihan Allah adalah yang terbaik.

Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan kita bahwa Tawakal yang semestinya adalah seperti seekor burung. Burung keluar dalam keadaan lapar, pulang dalam keadaan perut kenyang.

Referensi :
Catatan ku di Kajian Ustadz Abdullah Amir Maretan di Masjid Salman Al-farisi, Manglid Kopo. Bada Ashar.


Siklus Zaman dan Ujian Kehidupan

  "Hard times create strong men. Strong men create good times. Good times create weak men. And, weak men create hard times." Pern...