Kamis, 15 Mei 2025

Siklus Zaman dan Ujian Kehidupan

 "Hard times create strong men. Strong men create good times. Good times create weak men. And, weak men create hard times."

Pernah dengar kutipan ini? Kalimat sederhana tapi penuh makna. Menggambarkan betapa kehidupan berjalan dalam siklus. Saat masa-masa sulit datang, ia menempa manusia menjadi kuat. Tapi kekuatan itu — jika tidak dijaga — bisa melahirkan kenyamanan yang meninabobokan, lalu perlahan melahirkan kelemahan dalam generasi selanjutnya.

Dan ketika generasi yang lemah itu tumbuh tanpa daya juang, tanpa pijakan iman yang kokoh, maka masa-masa sulit akan kembali datang. Siklus itu pun terus berputar.

Itu sebabnya, di saat hidup lagi nyaman, jangan terlena. Jangan sampai kita tumbuh jadi generasi yang lemah mental, apalagi lemah iman. Karena ujungnya… kita sendiri yang akan mencicipi getirnya akibat dari kelengahan itu.

Ujian itu membentuk. Tapi kenyamanan… justru menguji. Apakah kita tetap ingat pada Allah di saat lapang? Apakah kita tetap berpegang pada prinsip saat dunia terasa mudah?

Allah sudah mengingatkan kita jauh-jauh hari:

“Dan sungguh akan Kami uji kalian dengan sedikit rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikan kabar gembira pada yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)

Tetap waras. Tetap kuat. Tetap sadar siapa yang mengatur semua ini: Allah.

Semoga kita termasuk golongan yang kuat bukan karena kerasnya hidup, tapi karena keteguhan hati dalam mengingat Allah — di saat sulit maupun lapang.

Kamis, 20 Maret 2025

Menjelang 10 Hari terakhir Ramadhan 1446H

Aku ini termasuk orang yang baru tau kalau itikaf bisa dilakukan gak full seharian di masjid. Jika harus full seharian di masjid (dimana ini mungkin bisa lebih baik), disatu sisi akan menyulitkan bagi orang-orang yang masih bekerja kantoran kecuali mengambil cuti ya. Maka berbahagialah teman-teman yang memiliki waktu luang ditengah kesibukannya mengejar dunia. 

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah seperti shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, muhasabah, dan berdoa. Banyak yang mengira i’tikaf harus dilakukan 24 jam penuh, padahal tidak ada dalil yang mewajibkan demikian.

Benarkah ? kita coba bahas ya.

📜 Hadits-Hadits tentang I’tikaf

Hadits 1: Rasulullah ﷺ Beri’tikaf di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:

"Nabi ﷺ biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, sampai Allah mewafatkan beliau." (HR. Bukhari no. 2026, Muslim no. 1171)

Pelajaran dari hadits ini:

  • Sunnahnya i’tikaf dilakukan di 10 hari terakhir Ramadhan. 
  • Tidak disebutkan harus full seharian, hanya disebutkan Nabi ﷺ beri’tikaf di masjid selama periode tersebut.

Hadits 2: I’tikaf Bisa Dilakukan dalam Waktu yang Singkat

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu:
"Umar berkata, ‘Wahai Rasulullah, dahulu aku bernazar untuk beri’tikaf satu malam di Masjidil Haram.’ Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Tunaikanlah nazarmu!’" (HR. Bukhari no. 2032, Muslim no. 1656)
Pelajaran dari hadits ini:
  • Umar hanya beri’tikaf selama satu malam, dan Rasulullah ﷺ membolehkannya.
  • Dalil kuat bahwa i’tikaf tidak harus 24 jam penuh, bahkan satu malam pun sah sebagai i’tikaf.

Pendapat Para Ulama tentang I’tikaf Sebagian Waktu

📌 Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
"I’tikaf bisa dilakukan meskipun hanya sebentar, meskipun hanya satu jam di masjid." (Syarh Shahih Muslim, 8/68)
📌 Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:
"Tidak ada batas minimal dalam i’tikaf, bahkan jika seseorang masuk masjid dengan niat i’tikaf beberapa jam saja, maka itu sudah termasuk i’tikaf." (Syarh Mumti’, 6/513)
📌 Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata:
"Jika seseorang masuk masjid dengan niat i’tikaf selama beberapa jam, maka i’tikafnya tetap sah, meskipun dia keluar untuk bekerja."
Kesimpulan:
  • I’tikaf tidak harus full seharian, bahkan beberapa jam pun sudah dianggap i’tikaf.
  • Jika seseorang beri’tikaf setelah Maghrib sampai Subuh, lalu pulang ke kantor, ini tetap dianggap i’tikaf.
Maasyaa Allah. Bagi kita-kita yang sibuk bekerja di pagi/siang hari maka kita niatkan bekerja ini sebagai ibadah untuk menafkahi keluarga kita, agar tetap berpahala semua aktivitas kita dengan niat yang lurus tersebut. Jika seseorang tidak mampu beri’tikaf penuh karena bekerja, maka lakukan sesuai kemampuan. I’tikaf malam hari + bekerja di siang hari tetap sah, karena Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya.

📖 Allah Subhanahuwata'ala berfirman:
"Bertakwalah kepada Allah semampu kalian." (QS. At-Taghabun: 16)
Hayu kita bersemangat mengisi 10 hari terakhir ini dengan keta'atan. Barakallahu fiikum.

Senin, 17 Maret 2025

Menjadi lebih mengerti dengan berbagi

Ini yang aku rasakan ya. Ketika sudah membaca buku, mengikuti sebuah kelas, mengikuti pelatihan dan training, atau apapun yang memasukkan "sesuatu" kedalam pikiran kita ... aku akan lebih mengerti dan faham ketika mulai membagikan lagi "sesuatu" tersebut kepada orang lain.

Apakah ini yang disebut sharing is caring? Hehe. Kira-kira kenapa ya? Ayo kita bedah...

1. Mengajarkan Berarti Mengulang dan Memperkuat

Saat kita membagikan ilmu kepada orang lain, otak kita secara otomatis mengulang dan menyusun kembali informasi yang kita serap. Proses ini memperkuat pemahaman kita sendiri, karena kita perlu menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami orang lain. Ini yang disebut dengan "Efek Protege"—dimana kita belajar lebih baik ketika mengajarkan.

2. Memaksa Otak untuk Menyusun Struktur Pemahaman

Waktu kita belajar sendiri, kadang pemahaman kita masih samar atau belum tersusun rapi. Namun, saat kita mencoba menjelaskan kepada orang lain, kita dipaksa untuk menyusun informasi dengan sistematis. Ini membantu kita mengenali bagian mana yang belum kita pahami dengan baik.

3. Meningkatkan Retensi Jangka Panjang

Berbagi ilmu bukan hanya membantu kita memahami lebih baik, tetapi juga meningkatkan daya ingat jangka panjang. Beberapa materi yang berulang-ulang saya share ke tim setiap weekly briefing, itu akan membuat saya lebih kuat lagi ingatannya tentang materi tersebut. 

4. Memicu Diskusi dan Perspektif Baru

Ketika kita membagikan ilmu, kita sering kali mendapat pertanyaan atau sudut pandang baru dari orang lain. Hal ini bisa membuat kita berpikir lebih dalam, mempertanyakan, atau bahkan mengoreksi pemahaman kita sendiri. Diskusi ini memperkaya wawasan dan membantu kita melihat hal dari berbagai sisi. Saat diskusi seringkali ada pertanyaan maupun pernyataan dari tim yang di luar nurul. Ada aja gitu yang kepikiran sama mereka tapi nggak kepikiran olehku.

5. Membangun Kebiasaan Refleksi

Berbagi ilmu juga membuat kita lebih banyak merenungkan apa yang sudah kita pelajari. Kita mulai bertanya, "Ini beneran masuk akal gak sih? atau untuk urusan gini justru jangan ngandelin akal? atau sekedar berfikir, ada cara lain nggak ya yang lebih sederhana untuk menjelaskannya ke semua tim?" Proses refleksi ini sangat penting dalam membangun pemahaman yang lebih matang.

6. Membantu Orang Lain dan Meninggalkan Jejak Positif

Terakhir, berbagi ilmu tidak hanya bermanfaat bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Kita bisa membantu mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan membuka wawasan baru. Ini adalah bagian dari kontribusi kita dalam ekosistem pembelajaran tim kita.

Jadi, Apakah "Sharing is Caring"? Bisa dibilang iya! Dengan berbagi, kita tidak hanya membantu orang lain, tim kita, tetapi juga memperkaya diri sendiri. Semakin banyak kita berbagi, semakin dalam pemahaman kita.

Jumat, 20 Desember 2024

Hal yang di pelajari ketika mengikuti kontestasi: Siap Menang dan siap Kalah

Berpartisipasi dalam sebuah kontestasi startup adalah pengalaman yang luar biasa. Dari 254 peserta yang ikut serta di event kali ini, startupku berhasil masuk ke babak 24 besar. Namun, perjalananku harus berhenti di sana, ketika aku gagal melaju ke babak 10 besar setelah pitching online dengan dewan juri.

Awalnya aku merasa kecewe.. eh kecewa. Oh gini rasanya kalah yah. Sempat merenung juga hehe, tapi pengalaman ini membawa banyak pelajaran berharga yang ingin aku bagikan.

Proses dan Perjalanan Menuju 24 Besar

Sejak awal pendaftaran, aku lumayan bersemangat. Proses seleksi awal cukup memeras otak. Maklum startup yang aku daftarkan adalah salah satu produk yang sebenernya udah lama juga dan aku pikir bisa growth. Hanya saja memang pemain nya sudah banyak. Yaitu sebuah platform HRIS. Maka harus ada inovasi baru yang bisa menjadi pembeda untuk bersaing dengan pemain lain. #berpikirKeras. Akhirnya bertelurlah ide menambahkan per-AI-AI-an.. Memberikan Solusi HRIS dengan experience : Employee Wellness Program, AI-Driven Insight, dan AI ChatBotHR.

Deg-degan dimulai dari mempersiapkan pitch deck, berisi problem, solutions, market validation, hingga traction dan business plan. Lumayan juga aku bolak balik analisa dan pakai data real dari penjualan untuk dimasukkan ke dalam traction dan mengolahnya supaya jadi pitchdeck yang aduhai. Lalu dikirim ke form pendaftaran yang ada di websitenya penyelenggara. Dan bersiap-siap menunggu hasil pengumumannya.

Beberapa minggu setelah penutupan pendaftaran, Aku di invite di group whatsapp untuk menghadiri acara onboarding, lalu ada sesi Zoom gitu. Setiap tahapnya memberikan tantangan tersendiri, dan akhirnya melihat nama startup ku lolos dari 254 menjadi 24 besar adalah kebanggaan yang sulit dilukiskan saat itu. "Loh ko bisa masuk?" hehe entahlah. Mungkin karena faktor early stage artinya startup ku ini sudah bisa menghasilkan revenue walaupun nggak banyak juga.

Namun, kompetisi tidak berhenti di situ. Setelah terpilih masuk 24 besar, aku dihadapkan pada tantangan pitching online di hadapan dewan juri dalam 2 minggu ke depan. Aku harus menjelaskan ide, potensi, dan strategi bisnis dalam waktu yang sangat terbatas. Bayangkan, kita hanya diberi waktu 3 Menit saja untuk mempresentasikan 5 Slide yang terdiri dari :

  1. Cover / Overview Startup kita.
  2. Problem Statement & Innovation
  3. Market Opportunity & Feasibility
  4. Team Competence
  5. Traction & Business Performance

Dan harus siap menjawab pertanyaan para dewan juri dalam waktu 7 menit total. Tiap pertanyaan hanya diberi 1 menit waktu untuk menjawab. Tekanan begitu terasa, apalagi melihat betapa luar biasanya ide dari startup lain yang turut bertanding.

Kenapa Gagal di Babak 24 Besar?

Setelah refleksi mendalam, ada beberapa hal yang mungkin menjadi alasan aku gagal:

  1. Kurangnya Persiapan Pitching Aku merasa terlalu fokus pada detail traction dan tidak cukup menonjolkan nilai bisnis atau dampak sosial yang startupku tawarkan. Dewan juri tampaknya sangat tertarik pada sesuatu yang lebih unik, kejelasan go-to-market strategy, dan kejelasan eksekusi serta kemampuan menghadapi kompetitor. Ingat, startup ku nggak unik2 banget dan pemainnya udah banyak.

  2. Tidak Optimal Memanfaatkan Waktu Dalam sesi pitching online, waktu adalah segalanya. Aku menghabiskan terlalu banyak waktu menjelaskan aspek problem statement dan kurang memberikan solusi konkret atas pain points yang dihadapi target pasar.

  3. Kurang Mendalami Juri dan Audiens Aku tidak cukup memahami preferensi atau fokus dari dewan juri. Padahal, mengenali audiens dapat memberikan insight penting dalam menyusun presentasi yang lebih relevan.

  4. Faktor Nerves Berbicara di depan dewan juri yang semuanya adalah figur besar di dunia startup, investment dan corporate membuat aku agak gugup sih terus terang. Aku kehilangan alur di beberapa bagian dan kesulitan menjawab pertanyaan kritis secara lugas.

  5. Produk yang Kurang Unik Salah satu faktor besar yang aku sadari belakangan adalah produk nya itu sendiri, yaitu HRIS, berada di pasar yang sudah sangat kompetitif. Dua dari tiga pertanyaan juri fokus pada bagaimana aku bisa bersaing dengan tools HRIS yang sudah matang seperti sebut saja M dengan produknya T (beberapa kali mereka sebut, wow brandingnya kuat guys). Aku kesulitan memberikan jawaban yang meyakinkan disini.

Lesson Learned dari Pengalaman Ini

Meskipun gagal, ada banyak hal yang aku pelajari:

  1. Storytelling Itu Penting Pitching bukan hanya soal menjelaskan produk, tetapi juga soal bagaimana menyampaikan visi besar. Dewan juri ingin melihat bahwa startup kita bukan hanya menjual produk, tetapi juga solusi yang relevan dan skalabel.

  2. Persiapan Adalah Kunci Pitching membutuhkan latihan yang matang. Tidak cukup hanya tahu produk; aku harus bisa menjelaskan dengan cara yang menarik, runtut, dan sesuai waktu yang diberikan. Aku juga merasa artikulasi ku kurang jelas.

  3. Pentingnya Riset Audiens Mengenali apa yang menjadi perhatian atau fokus dewan juri dapat membantu mempersiapkan pitch yang lebih efektif. Misalnya, apakah mereka lebih peduli pada dampak sosial, inovasi teknologi, atau potensi pasar?

  4. Mentalitas Growth Kekalahan adalah bagian dari perjalanan. Aku belajar untuk tidak terpuruk terlalu lama. Sebaliknya, aku menjadikan pengalaman ini sebagai pijakan untuk tumbuh lebih baik.

  5. Feedback Itu Berharga Ini yang aku sesalkan ya. Setelah pitching, tidak ada feedback dari dewan juri terkait presentasi kami yang gagal masuk ke 10 besar. Dari situ, aku yakin kita yang gagal ini jadi bertanya-tanya apa yang harus diperbaiki dari POV dewan juri ya kan.

Ke Mana Setelah Ini?

Aku sebenarnya sudah mempunyai roadmap jika berhasil masuk ke 10 besar (masuk ke academy dan inkubasi) apa yang akan aku lakukan selanjutnya di tahun depan. Tapi Qodarullah, gagal kan ya. Dan tidak ada yang perlu disesali semua sudah tercatat menjadi takdir Allah.

Kegagalan ini bukan akhir dari perjalanan startup2an. Sebaliknya, ini adalah awal dari babak baru. Dengan pengalaman yang aku dapatkan, aku merasa lebih harus mempersiapkan internal tim dan bisnis proses supaya bisa menghadapi tantangan ke depan. Aku berencana untuk memperkuat bisnis model, meningkatkan storytelling, dan tentu saja, terus berinovasi.

---

Bagi kamu yang mungkin sedang mengikuti kontestasi serupa atau baru memulai perjalanan di dunia startup, jangan takut gagal. Kegagalan adalah mentor terbaik, dan setiap langkah, meskipun kecil, membawa kita lebih dekat ke tujuan.

Aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung selama perjalanan ini, team ku di kantor dan juga teman2 mentor di komunitas. Jadi gitu ya, Dunia startup selayaknya arena yang penuh tantangan, tetapi juga penuh peluang. Jangan pernah bosan untuk terus belajar, tumbuh, dan melangkah maju.

Senin, 16 Desember 2024

Hey kamu sudah 40 Tahun sekarang? Apa iya. Terus gimana?

Keutamaan Umur 40 Tahun dalam Al-Qur'an dan Hadits

Umur 40 tahun adalah fase penting dalam kehidupan manusia. Dalam Islam, usia ini dianggap sebagai masa kedewasaan penuh, kesempurnaan akal, dan awal dari pertanggungjawaban yang lebih besar terhadap amal perbuatan. Berikut adalah dalil-dalil tentang keutamaan umur 40 tahun:


1. Dalil Al-Qur'an tentang Umur 40 Tahun

Allah ﷻ berfirman:
"Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa: 'Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhai; dan berilah kebaikan kepadaku pada keturunanku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.'"
(QS. Al-Ahqaf: 15).

  • Pelajaran dari Ayat:
    Ayat ini menunjukkan bahwa umur 40 tahun adalah saat seseorang mencapai kedewasaan penuh. Pada usia ini, Allah mengajarkan kita untuk:
    • Bersyukur atas nikmat Allah.
    • Memperbanyak amal saleh yang diridhai-Nya.
    • Berdoa untuk keberkahan pada keturunan.
    • Bertaubat dan menyerahkan diri kepada Allah sepenuhnya.

2. Hadits tentang Kesempurnaan Akal di Usia 40 Tahun

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu pertama ketika berusia 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia ini adalah masa kesempurnaan akal dan kesiapan untuk menerima tanggung jawab besar.

  • Rasulullah ﷺ bersabda:
    "Kami para nabi diutus pada usia empat puluh tahun."
    (HR. Ibnu Hibban no. 6193, dishahihkan oleh Al-Albani).

  • Pelajaran dari Hadits:
    Usia 40 tahun adalah masa di mana seseorang mencapai tingkat kematangan spiritual, intelektual, dan emosional yang cukup untuk menunaikan tanggung jawab besar dalam hidupnya.


3. Umur 40 Tahun sebagai Batas Perubahan Besar

Sebagian ulama menafsirkan bahwa umur 40 tahun adalah batas di mana seseorang harus mulai memusatkan perhatiannya pada akhirat. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
"Barang siapa mencapai umur 40 tahun, tetapi kebaikannya tidak lebih banyak daripada keburukannya, maka bersiap-siaplah ke neraka."
(Diriwayatkan dalam kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an oleh Imam Al-Qurthubi).

  • Pelajaran dari Pernyataan Ibnu Abbas:
    Usia 40 adalah momen introspeksi besar-besaran. Jika hingga usia ini kebaikan tidak mengungguli keburukan, maka perlu perbaikan serius untuk bekal akhirat.

Apa yang Harus Dipersiapkan di Usia 40 Tahun?

  1. Perkuat Hubungan dengan Allah:

    • Perbanyak ibadah, shalat tepat waktu, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak dzikir.
    • Fokus pada amal saleh yang diridhai Allah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Ahqaf: 15.
  2. Tobat dan Introspeksi Diri:

    • Rasulullah ﷺ bersabda:
      "Setiap anak Adam banyak berbuat dosa, dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang bertobat."
      (HR. Tirmidzi no. 2499, dishahihkan oleh Al-Albani).

    Pada usia 40, jadikan tobat sebagai kebiasaan harian untuk memperbaiki kesalahan masa lalu.

  3. Perbanyak Amal Saleh:

    • Jadikan waktu yang tersisa sebagai ladang amal. Rasulullah ﷺ bersabda:
      "Gunakan lima perkara sebelum lima perkara: masa hidupmu sebelum datang kematianmu..."
      (HR. Hakim no. 7846, dishahihkan oleh Al-Albani).
  4. Berinvestasi pada Keturunan:

    • Doakan anak-anak agar menjadi generasi yang shaleh dan mendidik mereka dengan nilai-nilai Islam.
      Allah berfirman:
      "Dan berilah kebaikan kepadaku pada keturunanku..."
      (QS. Al-Ahqaf: 15).
  5. Fokus pada Akhirat:

    • Jangan terlalu larut dalam urusan duniawi. Rasulullah ﷺ bersabda:
      "Jadilah di dunia seperti orang asing atau pengembara."
      (HR. Bukhari no. 6416).
      Jadikan akhirat sebagai fokus utama dalam hidup.
  6. Jaga Kesehatan:

    • Tubuh adalah amanah, dan di usia 40 tahun, kesehatan mulai menurun. Perhatikan asupan makanan, istirahat, dan aktivitas fisik untuk mendukung ibadah dan amal saleh.

Kesimpulan

Usia 40 tahun adalah masa penting untuk memperkuat hubungan dengan Allah, memperbanyak amal saleh, dan memfokuskan perhatian pada akhirat. Jadikan momen ini sebagai titik perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, baik dalam ibadah, keluarga, maupun kontribusi kepada masyarakat.

Semoga Allah memberikan keberkahan dan kemudahan dalam setiap langkah Kita. 😊 

Kamis, 05 Desember 2024

Lengah dikit udah akhir tahun aja.

Gimana coba itu. Tau-tau udah akhir tahun aja nih. Bulan December 2024. Bagaimana target-target tahunannya? Tercapai nggak.. Hehe. Kalau tercapai alhamdulillah. Kalau nggak ya kita evaluasi. Mungkin target kita ketinggian atau usaha kita yang kurang keras.

Tapi kita sadar gak sih, mau seberapa kerasnya kita berusaha, rejeki kita nggak akan pernah berbeda dengan apa yang sudah Allah tetapkan pada kita. Setidaknya itu yang saya pelajari Dari buku tulisan ustadz Ammi Nur baits. Saya pernah membuat sedikit rangkuman dari bukunya dan saya sampaikan saat sharing session team edisi bulan Ramadan. Intinya adalah

Semua makhluk, yang berakal maupun yang tidak berakal, rezeki nya telah dijamin oleh Allah. 
Dalilnya ada pada Quran surah Hud:6 Dan juga hadits nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam tentang ditetapkannya rizki seseorang ketika ruh ditiupkan ke pada janin.

Setiap jiwa tidak akan mati sampai dia menghabiskan Semua jatah rizki nya.

Prinsip ini memberikan pelajaran bagi kita,

  • Siapapun yang hidup pasti diberi jatah rizki oleh Allah sampai dia mati.
  • Semiskin apapun manusia, dia tidak akan mati sampai jatah rizkinya habis.
  • Sebanyak apapun penghasilan manusia, dia tidak akan mampu melampaui jatah rizkinya.
  • Rizki para hamba tidak akan pernah tertukar.
Hakekat rizky secara kauni (rizky yang Allah takdirkan untuk kita di dunia) 

Hakekatnya itu adalah :

  • Apa yang kita konsumsi (sampai habis)
  • Apa yang kita gunakan, atau apapun yang melayani diri kita.
  • Sementara apa yang kita kumpulkan belum tentu menjadi jatah rizki kita. Karena tidak semua hasil yang kita kumpulkan, kita yang akan mengkonsumsinya atau menggunakannya.

Hakekat rizky syari, 
yaitu artinya semua pemberian Allah yang bisa mendatangkan manfaat di akhirat. Dengan kata lain, semua harta yang kita gunakan untuk ketaatan, sehingga menghasilkan pahala bagi kita.

--
Well, setidaknya mengingat2 tentang hakikat rizki ini bisa membuat kita tidak menjadi tamak dunia. Juga tidak terlalu bersedih jika target tidak tercapai. Tentang aja, Semua masih sesuai takaran jatah rizki kita di dunia. 

Bagaimana dengan target akhiratnya? Udah belum umroh nya... Gimana dengan hafalan nya, ada yang nambah atau berkurang... Udah punya amalan terbaik apa untuk nanti dipertanggungjawabkan kepada Allah? Udah punya project akhirat apa yang memberikan impact kepada masyarakat luas... Hmmm...

Begitulah. Menjelang usia kini di 40 tahun yang katanya usia paling matang tapi sebenarnya benar-benar berada dipersimpangan untuk menentukan PRIORITAS. ya. mau kemana lagi sih.

Senin, 21 Oktober 2024

Aku dan kamu tidak bisa merubah masa lalu. Tidak juga masa depan.

Hari ini aktivitasku agak ter-distraksi dengan sebuah hard-disk eksternal. Didalamnya, tersimpan semua arsipku lebih dari 10 tahun yang lalu. Tadinya aku hanya ingin mencari file-file kerjaan di tahun awal-awal mendirikan usaha. Namun qodarullah, memang hati ini lemah, klak klik masuk ke dalam folder lebih lawas dan menemukan artefak -kalau boleh dibilang- catatan-catatan hidupku yang membawa aku ke masa silam.

Aku tidak ingin membacanya kembali. Tapi apa boleh buat, aku akhirnya membacanya, dan benar saja.. di satu sisi aku sedih dan malu dengan kelakukanku yang dulu. Tapi itu semua pada akhirnya malah membuatku semakin percaya bahwa semua takdir Allah itu baik.

Aku dan kamu tidak bisa merubah masa lalu. Tidak juga masa depan. Semua sudah ditakdirkan oleh Allah subhanahuwata'ala. Kita berjalan diatas ketetapanNya. Hanya saja aku cuma mau bilang, "Aku minta maaf atas semua kesalahanku" kepada semua orang yang mungkin pernah tersakiti olehku dimasa silam. Ataupun dimasa sekarang, masa depan misteri kan ya... Aku hanya manusia biasa. Kita hanya bisa berusaha dan terus berusaha yang terbaik untuk menjadi manusia yang lebih baik. Semoga kelak diakhirat kita dipertemukan nanti dalam kondisi dosa-dosa kita sudah diampuni. Aamiin.

Siklus Zaman dan Ujian Kehidupan

  "Hard times create strong men. Strong men create good times. Good times create weak men. And, weak men create hard times." Pern...