10 Jari Buta Berirama

Aku menyukai sebagian besar mata kuliah selama menjalani perkuliahan di LPKIA. Namun ada mata kuliah yang agak aneh pada awalnya ketika aku baru masuk ke kampus ini. Namanya, mata kuliah Pelajaran Mengetik. What..

Hehe, Bagi ku yang baru lulus SMA saat itu jujur, agak aneh mengetik itu dijadikan mata kuliah. Tapi dijalanin aja dan alhasil skill-set ini sangat berguna suatu hari nanti ketika bekerja dengan komputer. Saat itu tahun 2002, Semester pertama aku kuliah. Kami belajar mengetik menggunakan mesin Tik. Yap. Bukan pakai komputer PC dengan keyboardnya ya. Bener-bener pakai mesin Tik yang kalau salah-salah ngetik itu jari jemari nyelip ke dalam sela-sela huruf mesin tersebut. Hehe.

Aku tidak ingat siapa nama dosennya saat itu, namun yang Aku ingat adalah kami diajari cara mengetik dengan metode 10 Jari Buta Berirama. 

• 10 Jari : Ya. objectivenya adalah kami bisa mengetik dengan menggunakan 10 jari.
• Buta : Maksudnya bisa mengetik tanpa harus mata ini melihat lagi ke papan ketik atau keyboard nya. (Aku ngetik ini sambil mempraktekannya btw,, ngetik sambil mata tetap fokus ke layar blogspot.
• Berirama : Setiap hentakanannya berirama. Teratur. Dan untuk melatih ini saat itu dosenku memberikan sebuah metronom. Untuk melatih ketukan nya. Bagian ini aku nggak terlalu paham sih efeknya seperti apa 

Caranya :

Sabar dan Syukur adalah

Bagi sebagian orang, Sabar dan Syukur adalah hal yang terlihat mudah untuk diucapkan namun sejatinya cukup sulit untuk dilakukan. Terutama kata pertama. Sabar. Sebenernya ini sih yang mau aku bahas. Sabar aja dulu yakan. Sering gak tuh denger kata-kata itu.

Dulu aku pernah punya tagline gini : "Sabar itu tidak berbatas, yang berbatas adalah kemauan kita untuk bersabar". Hilihh.. tagline macam apa itu. Semacam pembenaran aja klo loe ga mau sabar. 

Hehe. Ya begitu sih emang kadang hidup secapek itu untuk kita sabarin aja sulit. Padahal ya, definisi Sabar lagi-lagi memang harus kita cari tau tuh supaya definisinya bener-bener pas dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari itu memang jadinya mudah untuk dilakukan. Minimal tidak memberatkan atau gak jadi bikin kita bertanya-tanya sudah sesabar apa kita? sabar terhadap apa?

Sabar yang nggak sekedar kita sampaikan ke sodara atau sahabat kita ketika sedang ditimpa musibah.

Menurut hasil menyimak kajian online Ust.Firanda Andirja di youtube, Sabar itu ada tiga.

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah.
2. Sabar dalam tidak berbuat maksiat.
3. Sabar ketika mendapatkan musibah.

Pertanyaannya, Sudah sesabar apa aku terhadap 3 hal diatas. Bersambung lagi aja di cerita selanjutnya.

Menatap langit

Malam ini aku duduk sendiri. Di atas balkon rumahku yang lampu pijarnya ada dua tapi mati satu. Gak pernah dibenerin. Biarin aja. Mungkin nanti kalo udah saatnya, aku benerin.

Cahaya redup, ditambah sinar rembulan sudah cukup membuat suasana syahdu. Ditemani sekotak teh. Merenungi sekelumit perjalananku disini. di Dunia. Ingin rasanya aku merenung lebih dalam, seperti dulu. Namun aku sekarang lebih cepat tersadar dan berusaha kembali ke realita saja.

Aku ingin bercerita tentang bagaimana kita seharusnya fokus terhadap apa yang ada dalam kendali kita. Di dunia ini, banyak hal-hal yang terjadi diluar kuasa. Yang nggak pernah bisa kita kendalikan. Seperti status Whatsapp keluarga, teman2, yang bikin insecure misalnya... Atau hal sesimple lagi ngantri saat makan prasmanan di undangan pernikahan, eh ada ibu2 yang nyerobot antrian. wkwkwk.. Dan hal-hal random lainnya yang bikin kita ngerasa nggak nyaman.

Hidup kadang memang secapek itu yah. Gak bisa kita kontrol apa yang diluar kuasa. namun kita lagi-lagi tetap punya pilihan mengendalikan reaksi kita. Apa yang harus kita pilih. Bersabar dan berdamai dengan keadaan dan mencoba let it go aja.

Aku menatap langit. Sambil berdoa, semoga aku menjadi orang yang lebih baik lagi esok hari.