Aku berusaha mengingat sebisaku. Tentang perjalananku membangun sebuah perusahaan yang saat ini aku bekerja dan hidup bersamanya.
Saat itu bulan November tahun 2011, aku baru saja mengundurkan diri (lebih tepatnya exit) dari perusahaan ku sebelumnya, sebuah Software House company juga. Yang menangani banyak project - project di pemerintahan. Aku punya saham disana. Nggak besar. Hanya 5% saja. Minoritas. Kerjaan terakhirku sebagai Software Development Manager. Memegang beberapa tim developer mengerjakan project dan mengembangkan produk. Selepas resign dari perusahaan ku ini, aku sebenarnya masih mengerjakan beberapa project di salah satu Customer besar, dengan masih menggunakan bendera pinjam perusahaanku sebelumnya. Project ini didapat dari teman kuliahku waktu di LPKIA, kang Ipan. Beliau yang sebelumnya bekerja di tempat Customer ini, atas izin Allah mengingatku dulu saat kuliah suka ngoding, tiba-tiba menghubungiku untuk pekerjaan tersebut. Customer inilah yang nantinya jadi Customer Arkamaya sampai saat ini
Saat itu aku membentuk sebuah tim projek kecil. Beberapa orang diantaranya yang aku rekrut adalah eks karyawan di perusahaan sebelumnya juga. Lalu aku teringat sama achmad. Adik kelasku saat kuliah di LPKIA. Kita pernah satu kantor juga di salah satu Software house bandung, di sekitaran tahun 2010. Aku dan Achmad janjian ketemuan di Cafe ngopdoel daerah Dago, Bandung. Disitu kita brainstorming dan sharing opportunity untuk mengerjakan project bareng. Masih sesimple itu. Mengerjakan project bersama-sama. Setelahnya ? Bubar jalan dengan uang ditangan. Atau lanjut berbagi mimpi mengembangkan usaha bersama. Masih bias. Aku masih ragu untuk memulai. Membuat sebuah perusahaan buatku seperti punya Anak. Nggak bisa main-main. Harus di urus sampai besar.
Singkat cerita, Project pun berjalan. Aku, Achmad dan beberapa tim di awal (Dimas, Rian, Ari Prasetya, Ucup) sibuk mengerjakan project dari customer besar ini. Disamping itu, Aku pun masih apply sana sini untuk mencari pekerjaan tetap. Mengingat sebentar lagi anak pertamaku akan lahir. Aku masih ada perasaan khawatir jika harus shifting lagi ke dunia entrepreneurship. Pengalamanku sebelumnya tidak terlalu bagus.
Ketika beberapa pekerjaan ada yang sudah selesai dan bisa ditagih, Aku masih ingat pertama kali melakukan penagihan (invoicing) ke Customer, diantar oleh Papaku ke daerah Sunter, Jakarta Utara. Disana, ada kesalahan pada dokumen penagihan, namun ada Mr. A, salah satu user Customer yang sangat baik padaku, sabar mengajariku dan membantuku sehingga tagihan itu bisa lancar masuk ke loket. Nantinya Mr. A ini yang memberikan pelajaran hidup bagiku dan Arkamaya kedepannya.
Pulangnya aku dan Papa mampir sebentar ke warung nasi padang di daerah Fatmawati Jakarta Selatan, kita makan bersama disana dan berdiskusi tentang jalan hidupku selanjutnya. Aku curhat ke papa, saat itu ada tawaran bekerja menjadi staff IT di salah satu sekolah internasional di Bandung. Namun, pekerjaan project ini juga lumayan membuatku tertarik. Intinya apakah aku harus memutuskan membuat perusahaan sendiri lagi, atau menerima tawaran pekerjaan itu.
Seperti biasa. papa selalu bijak. Memberikan pilihan untuk dikembalikan lagi ke anaknya. Intinya apapun keputusan yang akan diambil, harus dijalani dengan sepenuh hati. Mantap. Kita menghabiskan santapan nasi padang dan menyeruput es teh manis yang terasa nikmat siang itu. Dan lanjut diantar papa ke Terminal Lebak bulus, karena aku harus kembali lagi ke Bandung.
Pilihan Apa yang aku pilih. aku ceritakan di cerita selanjutnya yaa..